Dikisahkan bahwa ada sebagian orang Alawy yang cukup
mampu,
Ia mempunyai seorang istri Alawiyah dan beberapa anak
perempuan,
Ketika seorang Alawy meninggal dunia,
Istrinya membelanjakan uang peninggalan suaminya,
Untuk biaya hidupnya bersama putri-putrinya,
Dari hari ke hari dan bulan ke bulan,
Harta pusaka mendiang sang suami semakin berkurang,
Pada saatnya, harta itu pun akhirnya habis,
Dan Wanita janda Alawiyah itu jatuh miskin,
Beliau menanggung beberapa putri yang yatim,
Beliau sabar memelihara anak-anak putri yang masih
kecil,
Beberapa putri tersebut hidup dalam keadaan sengsara,
Sang ibu lalu pindah tempat menjauh dari desanya,
Hal itu dilakukan agar tidak tampak kemiskinannya,
Dan agar tidak menyebabkan kegembiraan para musuh,
Beliau masuk dan berdiam di sebuah masjid yang rusak,
Masjid tersebut sudah tidak dipakai oleh penduduk,
Beliau tinggalkan putri putri itu keluar mencari
makanan,
Di sebuah pedesaan beliau bertemu seorang tokoh desa,
Beliau amat senang karna tokoh desa tersebut seorang
muslim,
Beliau haturkan nasib dan kebutuhannya kepada sang
tokoh tersebut,
Namun apa yang beliau paparkan tidak diterima oleh
tokoh itu,
Tokoh itu berkata : "Datangkan saksi atas
keislaman dan keadaanmu",
Beliau menjawab : "Kami tidak punya saksi sebab
kami orang asing",
Tokoh tersebut lalu berpaling dan tidak
menghiraukannya,
Ketika itu lewtlah seorang penyayang yang kebetulan
beragama majusi,
Ketika orang tersebut bertanya maka ibu janda tersebut
menghaturkan,
Bahwa beliau meninggalkan beberapa anak putri di
masjid yang rusak,
Dan beliau keluar untuk mencari makanan buat mereka,
Sang penyayang itu langsung percaya kepada ibu janda
tersebut,
Ia lalu menyuruh salah seorang dari beberapa istrinya
mengikuti ibu itu,
Setibanya di masjid langsung mengajak ibu dan putri
putrinya,
Mereka bersama-sama datang di rumah istri penyayang
tersebut,
Mereka sekeluarga memulyakan ibu janda dan putri
putrinya,
Mereka memberikan makanan dan minuman serta tempat
tidur,
Ibu janda dan anak-anak putrinya merasa mendapatkan
kemulyaan,
Mereka bersyukur kepada Alloh juga kepada ibu
penyayang tersebut,
Di tengah malam yang senyap,
Semua keluarga tenggelam dalam kenikmatan tidur ,
Sang tokoh desa yang muslim bermimpi mengejutkan,
Bahwa hari kiamat telah tiba dan terjadi hal yang
menakutkan,
Tokoh desa yang muslim tersebut bertemu dengan
Rosululloh,
Beliau membawa bendera puja dan pujian,
Beliau memandang sang tokoh tersebut dengan senyuman,
Di sampingnya terdapat istana bertingkat yang amat
megah,
Sang tokoh desa lalu memberi salam dan bertanya,
Untuk siapakah bangunan megah ini ya Rosulalloh ?,
Beliau menjawab : "Ini untuk seorang laki-laki
muslim",
Tokoh tersebut berkata : "Kami adalah muslim ya
Rosul",
Rosululloh menjawab : "Datangkan saksi atas
keislamanmu",
Tokoh tersebut bingung tidak dapat mendatangkan saksi,
Maka Rosululloh menceritakan keadaan janda Alawiyah,
Bahwa janda yang engkau biarkan merana itu,
Ditolong oleh seorang penyayang,
Dan istana yang akan diperuntukkan kamu kini menjadi
miliknya,
Maka tokoh desa tersebut terjaga dalam keadaan cemas,
Dari hari ke hari ia mengingat mimpi yang amat indah
itu,
Ia ingin datang di rumah orang majusi yang diceritakan
oleh Rosul.
Namun dia tidak mengetahui di manakah rumahnya,
Akhirnya ia ditunjukkan oleh seseorang yang telah
mengetahuinya,
Maka ia mendatangi rumah lelaki penyayang tersebut,
Setelah bertemu maka ia memohon agar ia mau
menjualnya,
Namun majusi itu menolaknya,
Sang tokoh itu menawarkan uang seribu dinar kepadanya,
Sang penyayang itu tetap menolaknya,
Sang tokoh tersebut hendak memaksanya,
Sang penyayang tersebut lalu berkata :
"Apa yang kamu lihat dalam mimpi itu adalah
tercipta untukku",
Sang tokoh tersebut berkata : "Kamu kan
majusi",
Sang penyayang tersebut menjawab :
"Apakah kamu bangga dengan Islam kamu ?,
Demi Alloh sebelum kami sekeluarga tidur, kami telah
masuk Islam,
Kami sekeluarga telah masuk Islam di tangan ibu janda
Alawiyah,
Dan apa yang kamu lihat dalam mimpi itu kami pun
melihatnya,
Dan ketika itu Rosululloh bertanya :
"Apakah janda Alawiyah bersama putri ptrinya ada padamu ?,
"Apakah janda Alawiyah bersama putri ptrinya ada padamu ?,
Maka aku menjawabnya : "Betul ya Rosuul",
Maka Beliau mengatakan : "Istana ini adalah
milikmu sekeluarga",
Subhanalloh,
Maka tokoh desa yang muslim itu pulang dengan cemas,
Ia merasakan kesedihan yang tak seorang pun mengetahui
selain Alloh.
( Irsyad : 88-89 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar