Pada suatu hari ia
berjalan di tempat belajar anak-anak,
Ia mendengar anak
yang bertanya kepada gurunya :
"Apakah yang
di maksud oleh Abi Nuas dengan syiirnya :
اَلاَ فَاسْقِنِيْ خَمْرًا
وَقُلْ لِيْ هِيَ الْخَمْرُ وَلَا تَسْقِنِيْ
سِرًّا إِذَا أَمْكَنَ الْجَهْرُ
Ingat,
Minumilah kami minuman khomr,
Dan katakan pada kami bahwa ia adalah khomr,
Dan jangan beri kami minuman rahasia,
Jika memungkinkan minuman yang jelas,
Dan apa faidah dari syiir tersebut ?"
Maka gurunya menjawab : "Aku tidak
mengerti",
Anak yang bertanya tadi berkata :
"Abi Nuas itu bermaksud bahwa "panca indranya" sempurna,
Sebab kalimat
" فَاسْقِنِيْ خَمْرًا
" jika ia minum berarti :
Indra penglihatannya bisa melihat (minuman),
Indra perabanya bisa merasakan (kehalusan gelas),
Indra penciumnya bisa membau (aroma khomr),
Indra perasanya dapat merasakan (kenikmatan),
Indra pendengaran belum terungkapkan,
Setelah ia katakan
" وَقُلْ
لِيْ هِيَ الْخَمْرُ" jika mendengarkan jawaban,
Maka lengkaplah faidah kesempurnaa indranya,
Mendengar perbincangan tersebut Abi Nuas berkata :
"Sungguh engkau telah memberikan pengertian kepadaku,
"Sungguh engkau telah memberikan pengertian kepadaku,
Sesuatu yang aku tidak mengerti dan tidak
bermaksud itu"
( An Nawadir : 194 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar