KISAH BINATANG CERDIK DENGAN SERULING BAMBU
KANCIL
berpamitan meninggalkan HARIMAU
Ia lari kencang hingga jauh, tak mendengar suara
temannya memanggil,
HARIMAU
berpikir lama sekali, sahabat yang dicintai telah hilang,
Pelanggaran itu ternyata betul membawa dampak amat
buruk,
Setelah Raja itu dililit ular dengan lilitan yang
amat dahsyat,
Maka ia
jatuh sakit , tak dapat berjalan hingga beberapa hari,
Ia sadar bahwa nasihat sahabatnya adalah benar,
Ia berjanji dalam hatinya,
Jika berjumpa lagi dengan sahabatnya, maka ia akan
mengikuti nasihatnya,
Ketika Raja hutan itu telah sembuh, maka ia
mencari sahabatnya,
Ia amat merindukan akan kecerdikannya,
Dari hutan satu ke hutan lainnya, berhari-hari ia
berjalan,
Akhirnya ia
menemukan juga sahabat cerdiknya sedang tidur,
Sahabat iu melepaskan kepayahan dan tidur di bawah
pohon BAMBU,
Alangkah
terkejutnya KANCIL ketika
mengetahui HARIMAU,
Ia berfikir : “Apa yang harus aku katakan
kepadanya ?”,
Ia menoleh ke kanan dan ke kiri,
Ia melihat pohon bambu bertatapan antara satu
dengan lainnya,
Maka terdengan suara nyaring darinya,…Geriie..
Kriyeeet ....
HARIMAU merasa senang berjumpa dengan temannya,
Keduanya bercengkerama sambil mendengarkan suara
BAMBU,
Tiba-tiba HARIMAU itu merasa lapar,
Maka seperti biasa ia memaksa sahabatnya
mencarikan makanan,
Sahabat itu berkata :
Ya , wahai Tuan Raja , tetapi tempat makanan itu
amat jauh,
Tunggu di sini hingga aku datang kembali ke sini,
Aku pesankan kepada Paduka,
Jangan tinggalkan tempat ini dan jangan dekati
seruling bambu itu,
HARIMAU bertanya :“Milik siapakah seruling itu ?”,
KANCIL menjawab : “Wahai Paduka , Maaf , Kami tidak
tau,
Tetapi , barangkali itu adalah milik Nabi Sulaiman,
Paduka tidak boleh sekali-kali meniupnya”,
Semakin dilarang HARIMAU itu semakin ingin meniupnya,
Ia bertanya : “Bagaimana cara meniupnya ?”,
KANCIL menjawab : “ Itu ada batu besar dan tinggi
, Panjatlah ia,
Tempelkan lidah Paduka di tengah-tengah dua pohon
yang berdekatan,
Tunggu hingga angin kencang meniup dahsyat,
Tetapi sekali lagi kami pesankan,
Janganlah Paduka meniupnya, nanti Paduka kena
murka,
Selamat beristirahat Wahai Paduka Raja yang
bijaksana,
Kami akan pergi jauh mencari makanan,
KANCIL lari
kencang hingga jauh,
Tak mendengar suara temannya memanggilnya,
HARIMAU itu
berpikir lama sekali, sahabat yang dicintai telah pergi,
Di sini sudah tidak ada lagi yang melarang meniup
seruling itu,
Ia lalu memanjat batu besar dan tinggi itu,
Ia tempelkan lidah di tengah-tengah dua pohon yang
berdekatan,
Ia tunggu hingga angin kencang meniup dahsyat,
Apa hendak dikata, angin kencang pun sungguh
meniup dengan dahsyat,
Lidah sang Raja terjepit dua bambu, dan ia jatuh
kesakitan,
Darah mengalir deras dari lidahnya.
HARIMAU
lalu sakit hingga lama berhari-hari,
KANCIL terus saja berlari hingga jauh sekali,
Ketika ia telah merasa payah, maka ia
beristirahat,
Ia lalu bersembunyi di semak-semak belukar,
Ia pejamkan kedua matanya dan ia lepaskan semua
pikiran,
KANCIL beristirahat TIDUR, dan besuk pagi bangun
pagi-pagi.
بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ
أَحْيَا وَ أَمُوْتُ
(Bersambung )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar