Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur menunjuk Lamongan sebagai tuan
rumah workshop Deradikalisasi Agama, Ahad (27/9). Tak kurang dari 180
pengurus cabang GP Ansor Lamongan dan anak cabang sekabupaten Lamongan
hadir di Aula Sabha Dyaksa Pemkan Lamongan.
Workshop ini dimaksudkan untuk menyosialisasikan Pergub Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2014 tentang larangan keberadaan gerakan Islamic State of Iraq and Syria di Jawa Timur. Peraturan Gubernur ini merupakan hasil keputusan rapat yang melibatkan pelbagai ormas Islam dan perguruan tinggi yang mendukung Pemda setempat untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap keberadaan ISIS.
Workshop ini dimaksudkan untuk menyosialisasikan Pergub Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2014 tentang larangan keberadaan gerakan Islamic State of Iraq and Syria di Jawa Timur. Peraturan Gubernur ini merupakan hasil keputusan rapat yang melibatkan pelbagai ormas Islam dan perguruan tinggi yang mendukung Pemda setempat untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap keberadaan ISIS.
Hadir sebagai narasumber Ahmad Syafi’i, Bashori, dan Muslikh dari GP Ansor Jatim yang dibentuk untuk mengawal agenda workshop ini.
“Di Lamongan, banyak embrio gerakan radikal, perlu Ansor untuk melakukan tindakan prefentif kepada anggota dan masyarakat, agar tidak ikut terlibat dalam gerakan radikal,” terang Ahmad Syafi’i.
Langkah konkritnya, menurut Bashori, Ansor dan Banser harus dekat dengan masjid dan mushalla. Dekat dalam artian, bisa menyemaikan benih-benih ajaran Islam ala Ahlussunah Waljamaah di level akar rumput lengkap dengan segala ritus dan amaliyahnya.
Ketua GP Ansor Lamongan Muhammad Masyhur dalam sambutannya menekankan pentingnya upaya penyadaran lewat sosialisasi dan gerakan.
“Bahwa Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah Islam yang tidak keras, tapi tak lantas jadi penakut. Tidak lembek, namun tak lantas jadi arogan. Hingga Islam benar-benar bisa menjadi rahmat bagi alam, bagi semuanya,” tegasnya.
Menurut anggota Tim Akreditasi GP Ansor Jatim Safriel Syafa’, internal Ansor sendiri harus melakukan penguatan kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. “Untuk itulah Ansor akan mengadakan evaluasi dan akreditasi tiap enam bulan sekali,” kata Safriel. (Amin Wahyudin/Alhafiz K)