DONGENG SEBELUM TIDUR (lanjutan 4 )
Iring-iringan kompoi BENDI berkuda empat semakin dekat dengan Istana,
Suara musik sepatu kuda semakin jelas kedengarannya,
Prok-Prok … Prok-Prok
… Prok-Prok … Prok-Prok …
Hati sang Raja
dan Permaisuri semakin membayangkan apa gerangan yang akan terjadi,
Detak jantung
semakin cepat,
Ikan Raksasa
pun semakin banyak tingkah,
Seolah-olah
hendak keluar dari telaga namun tak kuasa,
Punggawa-punggawa serta dayang-dayang telah siap di pintu gapura,
Pasukan musik Jedor mulai turu dari BENDI , berbaris
berhadap-hadapan,
Nada suara syiir SYIUN LILLAH mulai dikomandangkan,
Musik Rebana, Kendang dan Jedor mulai dipukul dengan meriahnya,
Tong-Gempyek ..
Dik-Kitik Gentong-Dhar .. Toki-Dhur,
Tong-Gempyek ..
Dik-Kitik Gentong-Dhar .. Toki-Dhur,
Sang Pengantin
turun dari kendaraan diapit oleh gadis-gadis ABG yang cantik-cantik,
Semua mata
terbelalak memandang paras Sang Pengantin yang laksana bulan,
Sang Raja dan
Ibu Permaisuri menjemput di pintu Istana dengan senyum gembira,
Hingar bingar
wajah sang Raja tampak bagai matahari dalam wibawanya,
Sang Ibu
Permaisuri memeluk Putri Asuh rapat-rapat,
Diajaknya untuk
menjumpai calon suaminya di telaga,
Sang Ikan
kelihatan gembira menyambut kedatangan calon istri,
Semua yang
hadlir memperhatikan dengan penuh tanda tanya,
Indah nian
pemandangan hari itu,
Belum pernah
terjadi di kerajaan itu suasana seperti ini,
Putri Asuh
disilahkan duduk di penggir telaga,
Tak lama Ikan
Raksasa mengangkat kepalanya diatas permukaan air,
Seolah-olah
menyambut kedatangan calon istrinya,
Mulutnya
berkomat kamit seperti ingin mengajak bicara,
Putri Asuh
segera membuka simpanannya 3 permata pemberian Sang Katak,
Permata itu
dilontarkan ke mulut Ikan Raksasa dan langsung ditangkapnya,
Satu persatu
Permata itu ditelan oleh Sang Ikan Raksasa,
Setelah itu
Sang Ikan tenggelam lama tak muncul di permukaan air,
Ibu Permaisuri
mulai gelisah, Beliau mulai mencucurkan air mata,
Ia khawatir
Ikan Piaraan yang disayang itu mati tenggelam dalam telaga,
Putri Asuh ikut
menangis lantaran kasihan pada Ibu Permaisuri,
Semua yang
hadlir mulai resah, Mereka bertanya-tanya :
“Apakah
sebenarnya yang diberikan oleh Pengantin Putri kepada Ikan”,
Mereka semua
tertegun , diam seribu bahasa ,
Wanita-wanita
yang hadlir semua mencucurkan air mata,
Sang Raja lalu
memberikan titah semua yang hadlir agar meninggalkan telaga,
Semua agar
berkumpul di Istana kecuali Ibu Permaisuri dan Pengantin,
Mereka lalu bergegas
meninggalkan telaga dan berkumpul di aula Istana,
Permaisuri
bersama Putri Asuh menumpahkan air mata yang deras di tepi telaga,
Sang Raja
memberi isyarat kepada Penasihat Kerajaan agar menenangkan hadlirin,
Penasihat
Kerajaan maju ke hadapan para hadlirin dan memberikan nasihat,
Semua yang
hadlir mendengarkan nasihat Juru nasihat itu dengan tenang dan seksama,
Beliau memulai
nasihatnya dengan membaca Surat Al Insyiroh ayat 5 - 8 :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila
kamu telah selesai dari sesuatu urusan,
Maka kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Suasana sepi ,
senyap , seperti tidak terjadi apa-apa,
Suasana Ruang
Aula Istana juga sepi tak ada suara apa pun,
Yang ada
hanyalah suara juru nasihat kerajaan,
Sang Raja
menunggui para pendengar dengan tenang dan penuh harapan,
Tak
terbayangkan oleh Permaisuri dan Putr Asuh,
Tiba-tiba
muncul dari dalam telaga itu seorang Pangeran yang tampan,
Ia mengenakan
pakaian pangeran yang amat indah dan berwibawa,
Ia keluar dari
telaga dengan senyuman dan pakaian yang basah,
Hampir saja sang
Permaisuri menjerit karna terkejut,
Pangeran itu
segera bersimpuh di hadapan Ibu Permaisuri,
Pada saat
peristiwa tersebut,, sang Raja keluar dari Istana menuju telaga,
Pangeran juga
segera bersimpuh di hadapan Paduka Raja yang bijaksana,
Terik sinar
mata hari dan hangatnya tubuh Pangeran,
Membuat pakaian
yang ia sandang segera kering,
Mereka lalu
berjalan menuju Istana,
Kebetulan sang
Penasihat telah mengakhiri nasihatnya,
Seluruh yang
hadlir tertegun, tak mampu berbicara,
Sang Raja
memberi isyarat kepada Penasihat Kerajaan agar menghibur hadlirin,
Calon mempelai
putra dan putri telah hadlir di hadapan para undangan,
Segera Sang
Raja memanggil Qodli penghulu agar memulai acara akad nikah,
Qodli segera
membuka acara dan menikahkan Pangeran dengan Putri Asuh,
Setelah akad
nikah, kedua mempelai disilahkan masuk kamar ganti busana,
Semua yang hadlir
menunggu upacara “Walimatul Aruus” ,
Mereka sabar
dan ingin mengetahui ceritra Pangeran Ikan Raksasa,
Subhaanallooh,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar